Abstract
Pendahuluan: Pneumonia berada pada peringkat keempat sebagai penyebab kematian akibat penyakit dan peringkat pertama sebagai penyebab kematian akibat infeksi menular. Pneumonia termasuk penyakit dengan biaya penanganan tertinggi. Biaya yang dikeluarkan untuk pneumonia di Indonesia selama tahun 2018 hingga 2022 mencapai 8,7 triliun. Upaya untuk mengurangi biaya tersebut dapat dipertimbangkan. Memilih antibiotik paling cost effective dan menggunakannya secara rasional merupakan upaya yang dapat dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan efektivitas penggunaan Levofloxacin dan Ceftriaxone pada pasien pneumonia serta mengetahui antibiotik paling cost effective. Metode: Analisis efektivitas biaya dalam penelitian ini dilakukan dari perspektif penyedia layanan kesehatan (Rumah sakit). Pengambilan data dilakukan secara retrospective melalui seluruh data rekam medis dan data billing pasien pneumonia rawat inap di RSUD Dr. Iskak Tulungagung periode Januari hingga Desember 2023. Biaya medis langsung yang dihitung adalah biaya antibiotik, farmasi, radiologi, labolatorium, perawatan, tindakan medis, dan visite dokter. Efektivitas terapi dinilai dari adanya perbaikan klinis pada pasien. Hasil: Pasien yang diteliti berjumlah 18 (6 kelompok Levo, 12 kelompok Ceftri) Efektifitas kedua terapi 100%. Nilai ACER Levo Rp. 40.948 , ACER Ceftri Rp. 38.441. Kesimpulan: Levo (750mg/hari) dan Ceftri (1g/hari) pada pasien penumonia memiliki efektifitas yang sama (100%). Namun demikian dengan analisa efisiensi biaya Ceftri lebih dominan dengan selisih biaya total medik langsung Rp 250.648.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright (c) 2024 Eko Yudha Prasetyo, Dyah Ayu Kusumaratni (Author)